Sabtu, 21 September 2019

Melodi Empat Bulan

Setiap aku memandangmu, tak pernah sedikitpun rasa bosan hadir. Sebab wajahmu itu begitu lucu begitu imut dan dicintai dengan mudah. 

Beberapa hari ini, Melodi sudah bisa mengangkat tinggi kedua kaki dan pantatnya. Bahkan kedua tangannya mampu memegang lutut. 

Setiap hari dia bisa mengoceh aau aii. Bermain dengan bibirnya.. brrrr. 

Tanpa menggunakan pospam, Melodi bisa miring ke kanan maupun kemiri dengan gampang. Hanya saja dia belum mampu untuk mengukurap. 

Bayi yang sering dibilang gemuk ini sudah bisa mengenali siapa namanya, nenek dan ayahnya. 

Dia akan menangis palsu alias meraung Raung tanpa air mata bila ingin nenen. Dia juga paham bila diajak bicara. 

Dia akan menangis ketika digendong orang asing bila dia melihat neneknya. Dia sungguh anak yang pintar. 

Setiap siang Melodi akan menangis karena kepanasan dan tidak lepas dari nenen. Tidur pun hanya tidur ayam. 

Pada imunisasi bulan ini, Melodi demam dua hari. Saat tengah malam, dia merintih rintihan kemudian aku menggendongnya. Dia pun tidak mau lepas dari gendongan. 

Sayangnya si ayah sedang mode eror. Sungguh menyebalkan. 

Melodi sedang berjuang untuk mengkurep. Kakinya sudah tinggal badannya yang belum bisa. Ayo berjuang .

Sabtu, 14 September 2019

Sejenak Berkeliling Linimasa

Sepertinya aku tau apa yang dirasakan Milea ketika mengingat masa yang telah terlewat. Secara tidak sengaja. 

Kau tau kan, perempuan itu mengerikan kalau sedang kumat rasa penasarannya. Dia akan mendapatkan informasi yang benar benar akurat. Dan begitulah aku. 

Hanya sebuah rasa penasaran. Membawaku ke akun akun yang tidak mengenalku. Melihat perkembangan hari ke hari. Cerita cerita yang tidak kuketahui. 

Rasanya... 
Sedih? Mungkin tidak. Bahagia? Entahlah. Aku tidak bisa mendeskripsikannya.

Kemudian aku ingat aku masih punya sisa foto yang telah kuhapus ada foto itu. Foto yang merekam jelas, aku ada di mana dan bagaimana keadaan saat itu. 

Namun segalanya telah berbeda sekarang. Di akun akun yang tidak kukenal itu semuanya juga berubah. Mereka pun menjalankan hidup mereka dengan baik. Aku lega. Mungkin sedikit sedih. 

Apakah pernah sedikit saja aku diingatannya? 

Memikirkan hal itu membuat moodku memburuk. Dan jadi berandai andai yang tak perlu. 

Aku tersenyum. 
Semua tidak ada gunanya. 

Memikirkan hal yang telah kita lepas .Kita tinggalkan. Dan berpikir bila kita memilih keputusan berbeda saat dulu adalah hal yang bodoh. 

Jalan yang kami pilih telah berbeda. Dan kami pun sudah mengucapkan selamat tinggal dalam hati .

Saat ini aku punya kehidupan yang berharga. Meski sering tidak sesuai keinginan. Aku tidak ingin menukar waktu untuk kembali ke masa lalu. 

Sebab aku yakin, akan mengambil keputusan yang sama. Jadi buang saja ide sia sia itu. 

Aku akan hidup sebaik-baiknya. Begitu juga dia. 
 
 

Sabtu, 10 Agustus 2019

Menjadi Ibu, Segalanya Berbeda

Halo halo hai!
Feyaa, namaku di blog ini. Aku seorang ibu dengan satu anak yang baru berusia tiga bulan.

Aku gak pernah berpikir akan menjadi seorang emak emak. Menurutku menjadi emak emak masih akan bertahun tahun yang akan datang. Dan ternyata itu tahun ini. Menjadi ibu. Menjadi emak.

*Rating ke kanan belok ke kiri*


Dan aku masih mengelak ketika melihat foto seorang perempuan memakai gamis, jilbab kargo, sandal jepit, dan bayi di gendongan.

Sangat emak emak sekali. Dan itu fotoku. Sangat tidak keren. *Masih belum menerima kenyataan*

Dalam benak, aku masih keren. Dengan tubuh kurus dan suka jalan-jalan, makan, dan membaca buku.

Kenyataannya sekarang lebih sering baca Webtoon. Jalan - jalan? Yang ada jadi tahanan rumah beberapa bulan. Kalau makan sekarang harus membaca label peringatan. Tidak boleh dikonsumsi oleh bumil maupun ibu menyusui.


Menjadi Ibu,segalanya berbeda.
*Masih berusaha menerima kenyataan*


Dan blog ini kumpulan kisah absurd seorang perempuan yang baru menjadi ibu. Selamat membaca dan semoga tertawa.